Jakarta, Gebyar saling pasang qori qoriah,
hafiz hafizah dan mufasir mufasirah dengan cap “panggilan” kini sudah
bukan eranya lagi. Sebaiknya, masing masing daerah mendidik dan membina
putera putera daerah untuk dijadikan pembaca seni Al Quran yang handal.
Begitu pula untuk hafiz dan hafizah serta mufasir mufasirah.
“Era itu hendaknya sudah tidak ada lagi. Jangan dilakukan lagi. Daerah harus buktikan kemampuannya untuk ranah yang sangat agamis”, ujar Kasubdit LPTQ, Kemenag, Drs H Syarifuddin Muhammad MM kepada wartawan media ini di Jakarta.
“Jangan daerah, ambil enaknya saja. Ambil “pemain” dari daerah lain”. Tegasnya. Sebaiknya, daerah membina kadernya. Menciptakan qori dan qoriah andal” Dalam perbincangan di ruang kerjanya di lantai 7 gedung Kemenag Thamrin Jakarta, sosok yang namanya terukir sebagai qori berperestasi tidak saja terukir di tatanan nasional tetapi juga internasional ini menjelaskan institusi bagian dari Kementerian Agama yang kini dipercayakan kepemimpinannya yakni LPTQ Pusat menghimbau kepada daerah daerah untuk membina anak anak daerah sendiri dijadikan pembaca – pembaca seni Al Quran yang handal. Begitu pula, cabang cabang lainnya dalam setiap MTQ atau STQ yang menjadi kegiatan rutin negeri ini.
Bahkan LPTQ Pusat, ungkapnya, menghimbau daerah dalam menciptakan kader berkwalitas memberikan bea siswa kepada anak anak derah yang berprestasi dalam seni baca Al Quran. “Atau mereka dititipkan di lembaga – lembaga pendidikan Al Qur’an yang ada”, ujar pejabat Kc aemenag Pusat jebolan Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta, IAIN Jakarta dan Universitas Mercu Buana untuk gelar pasca sarjana yang diraihnya.
Drs H Syarifuddin Muhammad MM yang juga wakil Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta ini berharap kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten dengan pimpinan daerah yang baru, Drs H Abdul Wahid A mampu menjadikan Amuntai sebagai tuan rumah yang baik dan berkesan demi banua. (thamrin junus)
“Era itu hendaknya sudah tidak ada lagi. Jangan dilakukan lagi. Daerah harus buktikan kemampuannya untuk ranah yang sangat agamis”, ujar Kasubdit LPTQ, Kemenag, Drs H Syarifuddin Muhammad MM kepada wartawan media ini di Jakarta.
“Jangan daerah, ambil enaknya saja. Ambil “pemain” dari daerah lain”. Tegasnya. Sebaiknya, daerah membina kadernya. Menciptakan qori dan qoriah andal” Dalam perbincangan di ruang kerjanya di lantai 7 gedung Kemenag Thamrin Jakarta, sosok yang namanya terukir sebagai qori berperestasi tidak saja terukir di tatanan nasional tetapi juga internasional ini menjelaskan institusi bagian dari Kementerian Agama yang kini dipercayakan kepemimpinannya yakni LPTQ Pusat menghimbau kepada daerah daerah untuk membina anak anak daerah sendiri dijadikan pembaca – pembaca seni Al Quran yang handal. Begitu pula, cabang cabang lainnya dalam setiap MTQ atau STQ yang menjadi kegiatan rutin negeri ini.
Bahkan LPTQ Pusat, ungkapnya, menghimbau daerah dalam menciptakan kader berkwalitas memberikan bea siswa kepada anak anak derah yang berprestasi dalam seni baca Al Quran. “Atau mereka dititipkan di lembaga – lembaga pendidikan Al Qur’an yang ada”, ujar pejabat Kc aemenag Pusat jebolan Perguruan Tinggi Ilmu Al Quran (PTIQ) Jakarta, IAIN Jakarta dan Universitas Mercu Buana untuk gelar pasca sarjana yang diraihnya.
Drs H Syarifuddin Muhammad MM yang juga wakil Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta ini berharap kegiatan yang dilaksanakan di kabupaten dengan pimpinan daerah yang baru, Drs H Abdul Wahid A mampu menjadikan Amuntai sebagai tuan rumah yang baik dan berkesan demi banua. (thamrin junus)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar